Pendahuluan
Kawin suntik (Induced Breeding)
adalah teknologi yang masih awam bagi petani atau peternak ikan hias.
Teknologi kawin suntik bukan merupakan teknologi baru, karena
penerapannya sudah banyak dilakukan pada ikan konsumsi. Pada ikan hias
peluangnya masih cukup besar, karena sebagian besar ikan hias saat ini
merupakan tangkapan alam, untuk itu perlu dilakukan upaya budidaya untuk
menjaga kelestarian. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
tehnik kawin suntik atau induced breeding.
Pemijahan dengan kawin suntik sangat
mudah, karena tehnik yang dilakuka sangat sederhana. Bagi pemula tehnik
ini sangat mudah dilakukan, namun berhasil atau tidaknya tergantung dari
pengalaman dan jam terbang. Dalam pokok bahasan tehnik kawin suntik
pada ikan hias akan dikemukakan secara umum mengenai hala-hal yang
berkaitan tentang kawin suntik yang antara lain adalah kematangan gonad,
hormon, dosis dan lain sebagainya.
1.Kematangan Gonad
Ikan yang akan disuntik harus yang sudah
matang gonad, tapi bisa juga yang belum matang gonad. Tujuan penyuntikan
sendiri adalah merangsang pematangan gonad dan merangsang terjadinya
ovulasi pada induk betina. Induk betina yang sudah matang gonad akan
tampak gendut pada bagian perutnya, genital tampak merah dan melebar,
bagian perut jika diraba akan terasa lembek-. Untuk lebih memastikan
kematangan gonad induk betina, maka dapat dilakukan kanulasi dengan
selang kecil yang dimasukkan kedalam genital untuk menyedot telur. Jika
telur telah tampak seragam dan tidak saling menempel, maka dapat
dipastikan induk telah matang dan siap dipijahkan, jika sebaliknya maka
perlu dilakukan perangsangan untuk pematangan gonad.
Untuk yang sudah berpengalaman cukup
dengan melihat dari kondisi fisik induk sudah diketahui matang tidaknya
induk. Untuk pemula sebaiknya dilakukan pendekatan seperti diatas
sehimgga dapat diketahui matang tidaknya induk. Selain itu kita harus
ketahui umur dan ukuran ikan, karena ikan akan matang setelah mencapai
umur dan ukuran tertentu, seperti ikan red fin akan matang gonad setelah
mencapai panjang 12 cm dan umur 1 tahun. Sedangkan untuk ikan jantan
pada umumnya telah siap kapan saja untuk dipijahkan, sehingga tidak
perlu dilihat lagi seperti pada ikan betina.
2.Hormon
Hormon yang biasa dipakai untuk
merangsang pematangan gonad ada duas yaitu hormoin alami dan sintetis.
Hormon alami bioasanya berasal dari ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio) sedangkan yang sintetis ada banyak jenis, yang umum digunakan adalah Ovaprim (SGnRHa), LHRH dan HCG, semua dapat diperoleh di apotek atau balai perikanan setempat.
Hipofisa adalah kelenjar kecil dibawah
otak yang mengatur fungsi fisiologis dalam tubuh, salah satunya adalah
pematangan gonad karena mengandung GnRH. Oleh karena itu sering diambil
ekstraknya sebagai stimulan untuk pematangan gonad. Dalam pengambilan
hipofisa tidak boleh sembarang ikan yang digunakan, karena tidak setiap
ikan akan menerima ekstrak tersebut dalam tuibuhnya. Oleh sebab itu ada
yang disebut dengan donor universal, homoplastik dan heteroplastik.
Donor universal adalah ikan yang kelenjar hipofisanya secara umum dapat
digunakan untuk ikan apa saja. Homoplastik adalah ikan donor dan
resipien dalam satu jenis, sedangkan heteroplastik ikan donor dan
resipien merupakan beda jenis.
Untuk dosis ekstrak kelenjar hipofisa
biasa digunakan 1: 3-5 artinya untuk 1 kg induk yang disuntik dibutuhkan
ekstrak hipofisa dari 3-5 kg donor. Untuk donor kita pilih yang sudah
matang gonad, sehingga kemungkinan akan mendapatkan GnRH dalam jumlah
besar. Pengambilan kelenjar hipofisa haruslah hati-hati, karena letaknya
di bawah otak. Pengambilan dilakukan dengan memotong kepala ikan tepat
dibelakang tutup insang, kemudian kepala diletakkan dalam posisi tegak
lalu potong dari arah mata ke bawah sehingga tampak otak. Setelah bagian
otak dibuka maka akan tampak kelenjar hipofisa berwarna putih dengan
ukuran sebesar biji kacang hijau. Hipofisa diambil dengan menggunakan
pinset atau tusuk gigi dan letakkan diatas cawan petri. Darah dan
kotoran yang menempel dibersihkan dengan menggunakan akuades atau
alkohol.
Setelah bersih hipofisa digerus dalam
wadah, dapat berupa piring, cawan petri, cara sederhana dengan plastik
es. Hasil gerusan diencerkan dengan akuades atau larutan fisiologis
(NaCl 0.7-0.9%) kira-kira sebanyak 2 ml. Setelah itu larutan segera
dimasukkan dalam spuit agar segera dapat disuntikkan ke ikan. Sednagkan
untuk yang menggunakan ovaprim dosis yang digunakan adalah pada umumnya
0.5ml/kg sampai 0.7ml/kg berat induk. Dosis diatas hanya dosis umum,
untuk ikan tertentu ada yang hanya memakai 0.2 ml/kg, jadi dosis untuk
masing-masing ikan tidak sama seperti pada penyuntikan dengan hipofisa.
Sebelum disuntikkan biasanya ovaprim diencerkan dengan akuades sampai
kira-kira 1 ml.
Pembiusan
Pembiusan sebenarnya tidak mutlak
dilakukan sebab tergantung dari ikan itu sendiri. Jika ikan yang akan
kita suntik terlalu banyak bergerak dan susah untuk dipegang, maka
sebaiknya dilakukan pembiusan. Pembiusan dilakukan dengan MS-222 atau
minyak cengkeh. Dosis yang digunakan untuk MS-222 adalah 50 ppm atau 50
mg dalam 1 liter air, sedangkan untuk minyak cengkeh menggunakan dosis
0.1ml dalam liter air. Untuk pemakaian MS-222 tidak dianjurkan karena
harganya yang mahal, lebih baik menggunakan minyak cengkeh karena harga
murah dan mudah didapat.
Untuk pembiusan siapkan dahulu baskom
atau ember yang telah diisi air yang mengandung obat bius, lalu masukkan
dengan segera induk yang akan dibius. Setelah 1-2 menit kemudian obat
akan mulai bereaksi, ikan mulai melayang-layang. Setelah benar-benar
pingsan ikan segera diangkat dan penyuntikan segera dilakukan.
1.Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan melalui beberapa
cara yaitu intra muskular, intra peritonial, intra kranial dan intra
vena. Cara yang paling aman dilakukan adalah intra muscular, karena
hampir tidak ada organ tubuh yang dilukai. Penyuntikan secara intra
muskular biasanya dilakukan di bagian punggung dekat sirip dorsal,
bagian kanan atau kiri sama saja. Untuk ikan bersisik dilakukan dibawah
sisik, jangan sekali-sekali menembus sisik sedangkan untuk ikan tak
bersisik tidak ada masalah. Sudut penyutikan kira-kira 30-450,
dan jarum masuk setengah atau dua pertiga bagian ke tubuh ikan jangan
terlalu dalam karena dapat terkena organ tubuh atau tulang. Penyuntikan
dilakukan secara perlahan sambil mengurut-ngurut bagian yang disuntik
agar hormon dapat masuk ke aliran darah.
Untuk penyuntikan ikan besar biasanya
dilakukan oleh dua orang terutama untuk ikan yang tidak dibius.
Saedangkan untuk ikan kecil cukup dilakukan oleh satu orang saja. Agar
ikan tidak berontak ikan sebaiknya dibungkus dengan kain basah.
2.Pemijahan Buatan
Dalam pemijahan buatan waktu yang tepat
untuk penyuntikan adalah sekitar pukul 15.00 sampai 17.00 sore hari, ada
juga yang melakukannya pada malam hari pada pukul 21.00. Induk yang
telah disuntik diletakkan dalam akuarium yang beraerasi, usahakan
keadaan induk nyaman dalam akuarium tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar