- Proses Budidaya
- Pembuatan Kolam.
Ada
dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan
tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele
harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.
Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan
plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam
ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan
lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas
dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut
karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan
cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
- Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
• Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
• Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2
untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang
tidak mati oleh pengeringan.
• Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai
racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya
sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.
• Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan
dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan
alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
• Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
• Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air
fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
2. Pemijahan
Memijahkan ikan lele/mengawinkan lele tidak sulit. Berikut ini syarat
indukan dan perawatan indukan lele agar mau berpijah dan penanganan
anakan lele.
• Bentuk dan ukuran kolam bervariasi tergantung selera pemilik dan
lokasinya. Perlu diingat ukuran kolam jangan terlalu besar sehingga
menyulitkan pemeliharaan kolam.
• Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen
• Pada awal pemeliharaan, minggu ke-1 sampai minggu ke-6 atau pada saat umur anak lele 7-9 minggu, air kolam harus jernih.
• Pada minggu ke-10, kekeruhan air kolam dalam batas-batas tertentu
masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang
melayang dalam air
Syarat indukan jantan:
• Kepala indukan jantan lebih kecil dari indukan ikan lele betina.
• Warna kulit dada indukan jantan agak tua bila dibanding indukan betina.
• Kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
• Gerakan indukan jantan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng
• Perut indukan jantan lebih langsing dan kenyal bila dibanding indukan ikan lele betina.
• Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan lele jantan akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa+mani).
• Kulit jantan lebih halus dibanding betina.
Syarat indukan betina
• Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
• Warna kulit dada agak terang.
• Kelamin berbentuk oval atau bulat daun, berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, letaknya di belakang anus.
• Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
• Perutnya lebih gembung dan lunak.
• Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan betina akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
Syarat umum indukan lele yang baik
• Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
• Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
• Beratnya berkisar antara 100-200 gram dan panjang 20-50 cm, tergantung tingkat kesuburan badan
• Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan gerakannya lincah.
• Umur indukan jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina satu tahun.
• Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya
bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya harus
mengandung cukup protein.
• Indukan lele siap memijah jika mulai berpasang-pasangan dan
berkejar-kejaran. Segera tangkap indukan tersebut dan tempatkan dalam
kolam tersendiri untuk dipijahkan.
Perawatan indukan dan anakan lele:
• Selama masa pemijahan dan masa perawatan, indukan lele diberi makanan
yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva
lalat (belatung), rayap atau makanan buatan (pelet). Indukan yang
memijah membutuhkan pelet dengan kadar protein yang relatif tinggi yaitu
kurang lebih 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan indukan lele
karena kandungan lemaknya tinggi. Hentikan pemberian cacing sutra
seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.
• Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
• Setelah anakan atau benih berumur seminggu, indukan betina dipisahkan.
Biarkan indukan jantan menjaga anak-anaknya. Indukan jantan baru bisa
dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur dua minggu.
• Pisahkan indukan yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
• Atur aliran air bersih yang masuk 5-6 liter/menit.
3. Cara Pembudidayaan
Membudidayakan ikan lele terbilang sangat mudah dan murah jika melihat
syarat hidupnya. Berikut ini adalah syarat hidup ikan lele di kolam dan
keramba.
- Syarat hidup di kolam
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, berlumpur, subur, dan tidak porous (melalukan air).
2. Lahan ideal untuk budi daya lele adalah sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolam kebun, dan blumbang.
3. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
4. Ketinggian tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
5. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
6. Lokasi kolam hendaknya di tempat yang teduh tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
7. Pertumbuhan lele optimal pada suhu 20°C atau antara 25-28°C. Anak
lele tumbuh baik pada kisaran suhu antara 26-30°C dan suhu ideal untuk
pemijahan 24-28°C.
8. Lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup,
sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin oksigen.
9. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri,
merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan yang dapat mematikan
ikan.
10. Perairan ideal untuk lele adalah yang banyak mengandung nutrien dan
bahan makanan alami, dan bukan perairan yang rawan banjir.
11. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.
- Syarat hidup di keramba adalah
• Sungai atau saluran irigasi yang tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
• Dekat dengan rumah pemeliharanya.
• Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
• Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.
• Kedalaman air 30-60 cm.
4. Kolam pendederan
• Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi
50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga
apabila bergesekan tubuh benih lele tidak akan terluka. Permukaan lantai
agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di
antara kedua ujung lantai, dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Di
lantai dipasang paralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
• Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit
dengan dua bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di
antara dua bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik
berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
• Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk
mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik
yang berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik
tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.
• Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain.
Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur
ketinggian pipa plastik.
• Kolam pendederan yang baru berukuran 100cm x 200cm x 50cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
5. Pemeliharaan kolam/tambak
1. Kolam diberikan kapur 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
2. Air dalam kolam/bak dibersihkan satu bulan sekali dengan cara
mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah
diendapkan dua malam.
3. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan diberikan kapur sebanyak 200 gram/m2 selama satu minggu.
4. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian
dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
> Pemupukan
• Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermanfaat untuk
menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi
benih lele.
• Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak
500-700 gram/m2. Bisa ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan
amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya kolam dibiarkan selama tiga hari.
• Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan biarkan
selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau
kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh
sebagai makanan alami lele.
• Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
> Penjarangan
Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran. Mengapa? Karena ikan lele
tumbuh besar sehingga ratio antara lele dengan volume kolam tidak
seimbang.
Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan
• Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
• Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya
kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar).
• Lingkungan kolam tidak sehat karena berlebihan CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
Cara penjarangan pada benih ikan lele
• Minggu 1-2, kepadatan tebar 5.000 ekor/m2
• Minggu 3-4, kepadatan tebar 1.125 ekor/m2
• Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
- Pakan
Makanan alamiah lele adalah zooplankton, larva, cacing, serangga air,
dan fitoplankton. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein
dan kotoran yang berasal dari kakus.
Selain makanan alami, lele perlu mendapat makanan tambahan. Lele yang
dipelihara di kecomberan dapat diberikan makanan tambahan berupa
sisa-sisa makanan dari rumah tangga, daun kubis, tulang ikan dan tulang
ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
Selain makanan sisa, makanan tambahan bisa berupa campuran dedak dan
ikan rucah dengan perbandingan 9:1 atau campuran bekatul, jagung dan
bekicot dengan perbandingan 2:1:1. Jika cukup modal, lele bisa diberikan
makanan tambahan pelet.
Tahapan pemberian pakan
1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur yang dibawa sejak menetas.
2. Hari keempat sampai minggu kedua, benih lele diberi makan zooplankton
yaitu Daphnia dan Artemia yang mengandung protein 60%. Makanan tersebut
diberikan dalam jumlah 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam
empat kali pemberian. Makanan ditebar di sekitar tempat pemasukan air.
Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih
lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar
protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15
menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa tepung dapat
terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur
nestum.
3. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
4. Minggu keempat dan kelima benih lele diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari.
5. Minggu kelima benih lele diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
6. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
- Pelet
Bahan makanan pelet buatan antara lain tepung ikan (27%), bungkil kacang
kedele (20%), tepung terigu (10,5%), bungkil kacang tanah (18%), tepung
kacang hijau (9%), tepung darah (5%), dedak (9%), vitamin (1%), mineral
(0,5%).
Bahan-bahan itu dihaluskan untuk kemudian dicampur menjadi adonan
seperti pasta. Adonan kemudian dicetak dan dikeringkan sampai kadar
airnya kurang dari 10%.
Lemak bisa ditambahkan dengan dilumurkan pada pelet sebelum diberikan
pada lele. Lumuran minyak juga berfungsi memperlambat pelet tenggelam.
Pellet mulai diperkenalkan pada ikan lele saat umur enam minggu dan
diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang
berbentuk tepung.
Pada minggu ketujuh dan seterusnya lele sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pelet.
Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
- Pencegahan penyakit
Untuk mencegah terkena penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan lele
yang berumur dua minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah itu lele akan kebal selama
enam bulan.
Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele
dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
6. Panen
• Lele sudah bisa dipanen setelah berumur 6-8 bulan, kecuali bila
dikehendaki tetap saja bisa dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele
yang siap dipanen sekitar 200 gram per ekor.
• Lele dumbo bisa dipanen setelah berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah
mencapai 200-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele
dumbo akan mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm.
• Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
• Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum
ikan ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau
dengan jaring.
• Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
• Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan pakan sehingga lele mudah ditangkap.
• Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
• Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali.
• Pembersihan kolam selesai panen
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1. Dinding kolam disiram dengan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 kolam sampai rata.
2. Lalu kolam disiram dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dibiarkan kering terkena sinar langsung agar penyakit yang ada di kolam terbunuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar