Senin, 03 September 2012

TEKNIK KAWIN SUNTIK PADA IKAN HIAS

Pendahuluan
Kawin suntik (Induced Breeding) adalah teknologi yang masih awam bagi petani atau peternak ikan hias. Teknologi kawin suntik bukan merupakan teknologi baru, karena penerapannya sudah banyak dilakukan pada ikan konsumsi. Pada ikan hias peluangnya masih cukup besar, karena sebagian besar ikan hias saat ini merupakan tangkapan alam, untuk itu perlu dilakukan upaya budidaya untuk menjaga kelestarian. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan tehnik kawin suntik atau induced breeding.
Pemijahan dengan kawin suntik sangat mudah, karena tehnik yang dilakuka sangat sederhana. Bagi pemula tehnik ini sangat mudah dilakukan, namun berhasil atau tidaknya tergantung dari pengalaman dan jam terbang. Dalam pokok bahasan tehnik kawin suntik pada ikan hias akan dikemukakan secara umum mengenai hala-hal yang berkaitan tentang kawin suntik yang antara lain adalah kematangan gonad, hormon, dosis dan lain sebagainya.
1.Kematangan Gonad
Ikan yang akan disuntik harus yang sudah matang gonad, tapi bisa juga yang belum matang gonad. Tujuan penyuntikan sendiri adalah merangsang pematangan gonad dan merangsang terjadinya ovulasi pada induk betina. Induk betina yang sudah matang gonad akan tampak gendut pada bagian perutnya, genital tampak merah dan melebar, bagian perut jika diraba akan terasa lembek-. Untuk lebih memastikan kematangan gonad induk betina, maka dapat dilakukan kanulasi dengan selang kecil yang dimasukkan kedalam genital untuk menyedot telur. Jika telur telah tampak seragam dan tidak saling menempel, maka dapat dipastikan induk telah matang dan siap dipijahkan, jika sebaliknya maka perlu dilakukan perangsangan untuk pematangan gonad.
Untuk yang sudah berpengalaman cukup dengan melihat dari kondisi fisik induk sudah diketahui matang tidaknya induk. Untuk pemula sebaiknya dilakukan pendekatan seperti diatas sehimgga dapat diketahui matang tidaknya induk. Selain itu kita harus ketahui umur dan ukuran ikan, karena ikan akan matang setelah mencapai umur dan ukuran tertentu, seperti ikan red fin akan matang gonad setelah mencapai panjang 12 cm dan umur 1 tahun. Sedangkan untuk ikan jantan pada umumnya telah siap kapan saja untuk dipijahkan, sehingga tidak perlu dilihat lagi seperti pada ikan betina.
2.Hormon
Hormon yang biasa dipakai untuk merangsang pematangan gonad ada duas yaitu hormoin alami dan sintetis. Hormon alami bioasanya berasal dari ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio) sedangkan yang sintetis ada banyak jenis, yang umum digunakan adalah Ovaprim (SGnRHa), LHRH dan HCG, semua dapat diperoleh di apotek atau balai perikanan setempat.
Hipofisa adalah kelenjar kecil dibawah otak yang mengatur fungsi fisiologis dalam tubuh, salah satunya adalah pematangan gonad karena mengandung GnRH. Oleh karena itu sering diambil ekstraknya sebagai stimulan untuk pematangan gonad. Dalam pengambilan hipofisa tidak boleh sembarang ikan yang digunakan, karena tidak setiap ikan akan menerima ekstrak tersebut dalam tuibuhnya. Oleh sebab itu ada yang disebut dengan donor universal, homoplastik dan heteroplastik. Donor universal adalah ikan yang kelenjar hipofisanya secara umum dapat digunakan untuk ikan apa saja. Homoplastik adalah ikan donor dan resipien dalam satu jenis, sedangkan heteroplastik ikan donor dan resipien merupakan beda jenis.
Untuk dosis ekstrak kelenjar hipofisa biasa digunakan 1: 3-5 artinya untuk 1 kg induk yang disuntik dibutuhkan ekstrak hipofisa dari 3-5 kg donor. Untuk donor kita pilih yang sudah matang gonad, sehingga kemungkinan akan mendapatkan GnRH dalam jumlah besar. Pengambilan kelenjar hipofisa haruslah hati-hati, karena letaknya di bawah otak. Pengambilan dilakukan dengan memotong kepala ikan tepat dibelakang tutup insang, kemudian kepala diletakkan dalam posisi tegak lalu potong dari arah mata ke bawah sehingga tampak otak. Setelah bagian otak dibuka maka akan tampak kelenjar hipofisa berwarna putih dengan ukuran sebesar biji kacang hijau. Hipofisa diambil dengan menggunakan pinset atau tusuk gigi dan letakkan diatas cawan petri. Darah dan kotoran yang menempel dibersihkan dengan menggunakan akuades atau alkohol.
Setelah bersih hipofisa digerus dalam wadah, dapat berupa piring, cawan petri, cara sederhana dengan plastik es. Hasil gerusan diencerkan dengan akuades atau larutan fisiologis (NaCl 0.7-0.9%) kira-kira sebanyak 2 ml. Setelah itu larutan segera dimasukkan dalam spuit agar segera dapat disuntikkan ke ikan. Sednagkan untuk yang menggunakan ovaprim dosis yang digunakan adalah pada umumnya 0.5ml/kg sampai 0.7ml/kg berat induk. Dosis diatas hanya dosis umum, untuk ikan tertentu ada yang hanya memakai 0.2 ml/kg, jadi dosis untuk masing-masing ikan tidak sama seperti pada penyuntikan dengan hipofisa. Sebelum disuntikkan biasanya ovaprim diencerkan dengan akuades sampai kira-kira 1 ml.

Pembiusan

Pembiusan sebenarnya tidak mutlak dilakukan sebab tergantung dari ikan itu sendiri. Jika ikan yang akan kita suntik terlalu banyak bergerak dan susah untuk dipegang, maka sebaiknya dilakukan pembiusan. Pembiusan dilakukan dengan MS-222 atau minyak cengkeh. Dosis yang digunakan untuk MS-222 adalah 50 ppm atau 50 mg dalam 1 liter air, sedangkan untuk minyak cengkeh menggunakan dosis 0.1ml dalam liter air. Untuk pemakaian MS-222 tidak dianjurkan karena harganya yang mahal, lebih baik menggunakan minyak cengkeh karena harga murah dan mudah didapat.
Untuk pembiusan siapkan dahulu baskom atau ember yang telah diisi air yang mengandung obat bius, lalu masukkan dengan segera induk yang akan dibius. Setelah 1-2 menit kemudian obat akan mulai bereaksi, ikan mulai melayang-layang. Setelah benar-benar pingsan ikan segera diangkat dan penyuntikan segera dilakukan.
1.Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan melalui beberapa cara yaitu intra muskular, intra peritonial, intra kranial dan intra vena. Cara yang paling aman dilakukan adalah intra muscular, karena hampir tidak ada organ tubuh yang dilukai. Penyuntikan secara intra muskular biasanya dilakukan di bagian punggung dekat sirip dorsal, bagian kanan atau kiri sama saja. Untuk ikan bersisik dilakukan dibawah sisik, jangan sekali-sekali menembus sisik sedangkan untuk ikan tak bersisik tidak ada masalah. Sudut penyutikan kira-kira 30-450, dan jarum masuk setengah atau dua pertiga bagian ke tubuh ikan jangan terlalu dalam karena dapat terkena organ tubuh atau tulang. Penyuntikan dilakukan secara perlahan sambil mengurut-ngurut bagian yang disuntik agar hormon dapat masuk ke aliran darah.
Untuk penyuntikan ikan besar biasanya dilakukan oleh dua orang terutama untuk ikan yang tidak dibius. Saedangkan untuk ikan kecil cukup dilakukan oleh satu orang saja. Agar ikan tidak berontak ikan sebaiknya dibungkus dengan kain basah.
2.Pemijahan Buatan
Dalam pemijahan buatan waktu yang tepat untuk penyuntikan adalah sekitar pukul 15.00 sampai 17.00 sore hari, ada juga yang melakukannya pada malam hari pada pukul 21.00. Induk yang telah disuntik diletakkan dalam akuarium yang beraerasi, usahakan keadaan induk nyaman dalam akuarium tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar